(Let’s be produktif! Mengubah kondisi murung menjadi untung)
Malu (aku) jadi orang
Hari gini masih terkungkung pikiran itu? Sudah basi kawan…. Saat ini waktu telah berubah. Semua orang berlomba – lomba untuk menciptakan sesuatu yang baru, untuk jadi pencetus sesuatu. Sekarang ini zamannya inovasi. Mengutip kalimat seorang sahabat; bergeraklah, karena diam itu mematikan. Kalau kita diam saja dan hanya menyesali nasib telah dilahirkan di
Apa sih yang membuat kita murung?
Koruptor. Satu kata ini menjadi momok bagi bangsa
Misalnya, tekankan kejujuran pada anak-anak. Ajari mereka tentang sikap curang dan bahayanya. Pastikan siswa-siswa jujur dalam setiap ulangan dan ujian. Yang terpenting adalah penerapan pengajaran moral kepada anak-anak hingga tumbuh dewasa. Jadi, yang berperan bukan hanya orang tua melainkan juga orang-orang sekitar. Mulailah dari diri kita dan lingkungan kita. Ajarkanlah kejujuran dan kebaikan. Kita bangun peradaban. Demi
Apalagi yang membuat kita murung ketika mengingat
Sumber daya manusia alias tenaga di
Bukan bualan, semua orang butuh pendidikan. Semakin besar bimbel yang kita buat, makin banyak siswa, makin banyak pula kita membutuhkan tentor. Setidaknya memberikan pekerjaan bagi mereka yang ingin mengajar. Ide lain yaitu membuat usaha merchandise. Kita bisa mempekerjakan banyak orang untuk membuat banyak barang sekaligus menjualnya. Semakin giat menjual, makin luas pasar, makin banyak order, makin banyak juga tenaga yang bisa difasilitasi untuk bekerja. Kreativitas lain bisa dengan membuka usaha catering atau makanan ringan. Inovasi selanjutnya adalah mengembangkan, tidak hanya berada di satu tempat. Karena kita akan membangun peradaban.
Sumberdaya manusia teruji, yang cerdas dan pandai, lebih tertarik untuk bekerja di luar negeri. Memang, kecemerlangan otak masih kurang dihargai di
Mungkin tawaran materi yang diberikan pihak asing lebih tinggi, tapi nikmatilah yang sedikit, dan buatlah menjadi menggiurkan untuk generasi penerus kita nanti. Sekarang memang sedikit, tapi dengan usahamu, jadikanlah bukit yang rindu untuk ditapaki. Kala kita merasa tak mampu, ingatlah, jika kita tak mau belajar untuk memajukan
Untuk membuat senyuman di
Jika kita (ingin) tahu, ratusan jenis tanaman tertancap di tanah subur
0 komentar:
Posting Komentar
please give your comment ... :)